Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2012

Rayuan Tanpa Kata...

kata tidak lagi bersahabat dengan imaji mungkin saja dia cemburu terhadap kedekatanku dengan bantal kenyamanan yang membuai mimpi pintu kemana sajanya doraemon dalam dunia nyata seorang bijak berkata "jangan kebanyakan mimpi, nanti kalo bangun kecewa" masa bodohlah, inseption telah memperdaya minatku sekalian saja hidup di alam mimpi menjadi pencipta ...  ...  ... bayangkan kamu punya rumah besar di pinggir pantai seorang istri cantik menyiapkan kopi dan gorengan di meja teras sun rise....tidak ada kata yang bisa terucap.... lihat itu disampingmu, istrimu terlihat lebih lezat dari kopi dan gorengan lagi-lagi rayuan tanpa kata tak mampu kamu tolak ...  ...  ... sudah tak ada lagi kata yang lebih menarik lihat saja tubuh elok nan erotis hemm hembusan udara memanas ajakan tak berkata lebih kuat dan mengikat....

Tengu, Si Hewan Setia

Tengu, katanya seekor hewan penggigit yang setia dengan empunya. Ukuran hewan kecil ini 0.5-1 mm. Sulit sekali untuk melihatnya. Aku nulis ini bukannya ada masalah dengan si tengu, tapi gara-gara aku penasaran banget dengan yang namanya tengu. Soalnya kata orang tengu itu binatang paling kecil sedunia. Memang masih diragukan banget sih. Soalnya saingan si tengu itu cacing. Ada yang bilang binatang yang paling kecil tuh cacing. "Logikanya seperti ini, tengu itu kan binatang yang katanya paling kecil kan? padahal ada tengu cacingen. Nah,,, tahu sendiri kan?" Pendukung tengu pun tak kalah debat. "Cacing juga bisa tenguen. iyakan?" Perdebatan ini seperti perdebatan klasik antara duluan mana telur dengan ayam. Namun, bagiku aku lebih membela pendukung tengu daripada pendukung cacing. Ini berawal ketika tengu membuatku menang dalam adu tebak-tebakan. Lebih tepatnya tengu membuatku enggak gariing lagi, hehe... Dan inilah awal dari rasa penasaranku sama yang naman

My Nama is Kucing

"My name is kucing.." Kucing, bukan nama sebenarnya. Tidak aneh saat kamu terbiasa dipanggil "kucing". Aku sendiri lupa kapan awal kali dipanggil dengan nama itu. Yang jelas waktu itu, dalam satu komunitas yang membuat hidupku lebih warna, sering kali ketika mengalami kemalangan pada diri ini, reflek mulut ini berbunyi 'KUCING....!!!'. Memang semacam umpatan untuk melampiaskan kekesalan. 'Saking' seringnya mulut terbiasa membunyikan kata 'kucing' inilah kenapa aku dipanggi 'Kucing'. Aku sih biasa-biasa aja dengan 'kucing' ini. Toh kucing itu manis, lucu dan menggemaskan, meski tidak semua orang sepakat. Karena aku tahu sendiri banyak orang yang takut sama bulu. Tapi entahlah, menurutku itu suatu kelainan. Bagaimana orang bisa takut dengan bulu yang bikin geli, aneh banget kan? Pernah suatu ketika aku dekatin seorang cewek. Dia penasaran banget kenapa aku dipanggil kucing. Ya jelas aja dengan refleks aku mengarang ce

Pesan dari Kawan

Hari ini, hari biasa dengan kebiasaan hari-hari sebelumnya. Tidur bagaikan bayi. Tanpa ada kecemasan dan tanggungan. Pulas. Pagiku adalah jam 10.00 WIB. Tidak seperti kebanyakan orang yang sibuk mempersiapkan pernak-pernik peralatan untuk meneruskan kehidupan. Bisa dikatakan seorang pengangguran, meski banyak juga pekerjaan yang harus dilakukan. Satu pesan masuk ke dalam ponsel. Pesan elektronik itu membangunkanku dengan suara yang begitu keras. Terkadang, memang sudah aku set untuk membangunkanku tapi aku juga selalu jengkel dengan suaranya, saking jengkelnya aku matikan dan aku copot baterenya. Setelah sadar aku jengkel dengan diriku sendiri. Satu pesan itu membuat kecemasan dan tanggungan yang sudah beberapa minggu terpendam kembali menyeruak menghimpit dada. Seperti semalam, kegalauan melanda diriku. Kejengkelan pada pacar karena tak pernah mengerti apa yang aku inginkan. Sangat kekanakan memang, aku sadar dan aku menyalahkan diriku sendiri. Selalu seperti itu. Pesan itu

Berguru Cinta

Rindu malam menggapai kelopak mataku pada bintang-bintang yang temaram. Detik waktu selalu hilang dari hidup, meski sadar seakan berkuasa. Ingin ku berguru pada Majnun, sang pecinta sejati. Desah helaan nafasnya selalu memuja sang kekasih. Hidup dalam cinta, hingga konon dunia tak mampu menjadi wadah cintanya. Duhai kasih, beribu detik waktu ku melupakanmu. Sudikah kau memaafkanku yang telah menghianati cintaku. Seharusnya pantang bagi sang pecinta untuk sedetikpun berpaling. Lihatlah Majnun yang selalu melihat dan memuja kekasihnya. Udara kosong selalu menjadi wahana untuk menyampaikan rindu dan asmaranya. Kamu tahu sayang apa yang dia katakan pada rembulan dan malam? " Rembulan pun akan malu saat kekasihku datang, wahai malam yang merindu, takkan pernah ada lagi pembeda antara kau dan kekasihku gelapmu bagaikan rambut hitamnya yang terurai gemerlap bintang yang engkau sajikan selayaknya senyum manis dari bibirnya, pesona keindahan semesta alam jika ia tersenyum semua

Ternyata Buahku Beracun

Tersentil pertanyaan yang dulu pernah terbuang ke udara kosong tak ubahnya keadaan sekarang, masih tetap saja udara kosong yang menganga sedikit ingin ku tahan, namun malah bibit panas keluar menjumbul dalam dada tumbuhan parasit yang akan menggerogoti pohon buahku yang telah lama ku pupuk akankah kuganti dengan pohon lain ataukah harus ku pertahankan aku pikir pohon ini akan berbuah manis, tak kusangka hanya peluh dan keringat terbuang sia-sia ternyata pohon ini menyimpan racun yang dapat membuatku mati dalam sekejap apakah harus ku perkuat sistem imun tubuhku untuk menahan gejolak yang akan datang namun aku juga tak yakin mampu menahan serangan racun itu aku pikir aku bukan seorang egois yang akan memberikan racun kepada orang lain biasanya  aku berpikir biarlah aku saja yang menderita dari pada orang lain yang akan menderita biarlah aku saja yang menanggung hasil dari perbuatanku yang telah menumbuhkan pohon berbahaya ini mungkin sudah menjadi nasibku untuk tidak mend

Hayalan Jadi Nyata

Sedikit cerita tentang keberuntungan. Mungkin ini tidak akan terjadi jika tidak mensyukuri suatu pekerjaan. Saat pekerjaan dilakukan dengan suka cita, tentulah kita bisa fokus dengan apa yang akan dilakukan. Dan bisa memanfaatkan segala macam peluang.

Ekspresi Lahbako

Lah Bakoh , menjadi penyejuk di tengah gerung kendaraan di pagi hari. Saat manusia sibuk untuk mengisi detik nafas kehidupan. Lalu lalang mengincar lembar hijau daun emas yang tak lagi bisa tumbuh. Meski demikian, kesejukan itu hanya menjadi pengganggu di mata orang yang terombang-ambing oleh permainan penguasa. 

Catatan dalam Seminggu di Rumah

Pertama sampai dirumah, realitas kehidupan seketika menghadang. Seorang pemuda yang aku ditemui di masjid karanganyar tempat aku menunggu jemputan dari bapak bercerita bagaimana dia ditipu oleh seseorang yang menawarkan pekerjaan kepadanya. Bertemu pertama kali di alun-alun Demak saat si pemuda   selesai berziarah ke makam Sunan Kalijaga, se penipu yang perkataannya penuh dengan bumbu manis menjalankan aksinya. Dengan iming-iming gaji 800 ribu rupiah tiap bulan membuatnya merasa bahwa itu adalah sebuah harapan masa depannya. Sehingga apapun dia lakukan termasuk harus mengikuti semua perkataan yang diucapkan oleh orang yang menawarkan barang. Si pemuda disuruh pulang mengambil ijazah yag dia punya sekaligus membawa sepeda motor karena dia bilang di tempat kerja, di Kudus ada kemacetan lalulintas yang tidak memungkinkan kendaraan umum lewat. Si pemuda diberi uang 7ribu rupiah untuk pulang dan mengambil sepeda motor. Betapa senang hatinya, dia bersemangat untuk cepat-cepat kerja. K