Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2013

Permainan Sejati

Hari ini muncul tanggal penting dalam kalender pribadiku. Sejak semalam lalu, saat satu hal berakhir, muncul hal baru yang membuatku kembali hidup. Setelah semalam lalu aku merasa kematian menerpaku, hari ini muncul dengan tangan yang tak kasatmata menunjukkanku pada flash forward. Kalender Manifest (by Cetar) Aku ceritakan sedikit saja tentang sebuah permainan cinta dalam hidupku. Ya, ini memang sebuah permainan. Sayangnya aku baru sadar ketika semuanya akan berakhir. Sejak pertama mulai, pertahananku ku buka lebar, tanpa adanya pertahanan sama sekali. Semua hal kuserahkan dengan begitu tulus, layaknya seorang bapak yang memberikan mainan pada anaknya. Seorang bapak yang selalu memanjakan anaknya hanya untuk kesenangan sang anak. Tanpa memperdulikan apa yang menjadi pembelajaran untuk si anak. Kondisi itu terus berlanjut, saat cinta tumbuh dewasa, aku tetap diam di tempatku semula. Saat permainan dimulai. Aku hanya fokus pada bola yang menggelinding, aku sama sekali tidak mem

Desas Desus Pembentukan UKM Tari

Tari Petik Kopi mulai terdengar keras di telinga pegiat UKM kesenian di Universitas Jember. Dua hari yang lalu pihak rektorat mengadakan pelatihan tari Petik Kopi untuk para penari di masing-masing UKM kesenian. Pelatihan ini ditujukan untuk mempopulerkan tarian yang sedang dijadikan identitas baru Universitas Jember. Setelah pelatihan berakhir ada wacana tentang pembentukan UKM tari pusat. Jadi bidang tari yang awalnya adalah bagian dari UKM kesenian akan dipecah dan dijadikan UKM khusus tari. Pengkhususan ini ditujukan untuk lebih memfokuskan pada kelestarian tari-tari tradisional di Jawa Timur. Wacana ini berbuntut pada berbagai macam respon pro dan kontra, khususnya dari dalam oraganisasi UKM kesenian. Sedikit bocoran dari seorang kawan pegiat kesenian, akan diadakan forum antar UKM kesenian dalam menanggapi rencana pihak rektorat dalam pembentukan UKM tari ini. Suara yang terdengar lebih cenderung pada ketidaksepakatan pihak UKM kesenian dalam pembentukan UKM tari. Berbagai

Kematianku

Minggu ini dan untuk minggu selanjutnya aku sadar, aku telah mati. Kematian ini kusengaja untukku pelajari betapa benar-benar mati itu sesuatu yang sangat tidak mengenakkan. Kamu akan merasa kosong, kamu akan merasa segala sempit dan gelap, dan kamu akan merasakan tubuhmu berat surit untuk digerakkan. Begitulah yang terasa saat ini, saat kematianku ini. Keresahanku ternyata menjalar pada teman sekotak. Kotak kecil berukuran 4 X 4 meter itu juga merasakan apa yang aku rasa. Kematian ternyata menjalar. Ternyata seperti penyakit menular yang bisa menular ke setiap orang di sekitar. Jika mungkin diriku sendiri tidak apa lah, tapi kenyataannya aku malah juga menyengsarakan orang lain. Dari situ aku sedikit ingin mempercepat kematianku. Aku tidak ingin orang lain yang berada di sekitarku ikut-ikutan mati tanpa mereka sadari bahwa kematian juga harus dipelajari. Seperti sekarang ini. Seperti waktu-waktu yang mengikis dada dan emosiku sendiri. Berbagai macam peristiwa aku pantau dan satu

Bahasa Sejati [#FF2in1]

Pernah aku berdiskusi dengan alam yang lirih. Mengapa benda butuh nama. Mengapa bahasa harus beraksara. Mengapa cinta butuh makna. Pada angin aku berkata, "Tunjukkan dirimu!" Dia tak pernah sedikitpun menunjukkan wujudnya. Pada dingin aku juga berkata, "Tunjukkan dirimu!" Dia juga tak pernah bernyali menunjukkan wujudnya. Karena mungkin akan kutikam saat dia menyata. Itulah yang kupahami akan sebuah cinta. Dia bahasa yang tak harus diungkap dengan kata. Dia bahasa sejati. Setiap makhluk di dunia ini paham akan maknanya tanpa harus membuka artinya dalam kamus. Saat kamu datang, kamu tersenyum. Indah. Hatiku terbang meski tanpa sayap terpasang di punggungku. Suara hati kita bergema melantunkan nada-nada   Melagu tanpa berkata   Irama hati kita bernada, merayu tanpa bicara Melagu tanpa berkata seperti syair tak beraksara Seperti puisi tanpa rima, seperti itu aku padamu Dan saat aku pahami bahasa sejati. Aku tak butuhkan apa-apa untuk mengerti dirimu.

Tusukan Mataku [#FF2in1]

Aku masih sangat ingat dengan seorang yang menusuk mataku. Dengan pandangannya yang sangat tajam, aku terdiam dan memejamkan mata, mengerjap seperti kambing di depan harimau. "Lemah," katanya dengan ejekan yang tak pernah ku lupa. Lama aku termenung saat mencoba melihat mataku sendiri dalam cermin. Setelah ia pergi dan punggungnya tetap ,ematapku tajam. Ku coba untuk menyelam dalam diriku. Dalam, dalam, dalam, dan lebih dalam lagi. Tapi tetap saja terlihat tubuhku ringkih berdiri tak kuasa menatap mataku sendiri. Aku teringat dengan kolam. Saat mataku tak kuat menahan perihnya air. Kakiku kaku, aku tak bisa bergerak dan mataku terpejam. "Inikah akhirku, tidak!" sergahku pada diriku sendiri. Mataku terbuka, dan aku berteriak lantang. Aku mengalahkan ketakutanku. I got the eye of the tiger, a fighter, dancing through the fire Cause I am a champion and you’re gonna hear me roar Louder, louder than a lion Cause I am a champion and you’re gonna hear me roar Kemb