Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2014

Agen Neptunus: Menyerahkan pada Gelombang

"Masih sulit?" katanya. Satu kalimat pertanyaan ambigu yang membuatku menahan nafas. Berat. Pertanyaan ini mengandung beberapa tafsiran. Bisa jadi pertanyaan retoris, sindiran, atau malah memang pertanyaan sinis. Dia memang sengaja memberikan kesan-kesan itu. Agar aku terus menjaga jarak. Menyerahkan kepada gelombang dan angin laut di mana sebuah botol yang terlempar dari atas kapal di tengah laut, akan bersandar. Botol tersandar (terdampar) oleh gelombang laut. "Aku sudah terlanjur ketagihan denganmu, mas," katanya. Pertanyaanku terus menerus mengalir mencari asosiasi dan pembenaran-pembenaran lewat setiap kata-kata, sorot mata, dan reaksi-reaksi lain darinya. Sering pula aku menemukan korelasi dari kata-katanya dengan buah harapanku untuk bisa memilikinya. Kemudian, aku menjadi semakin egois. Mengambil porsi waktu terbesar dari setiap waktu luangku untuk menekannya dengan pertanyaan-pertanyaan. Terus menerus mencari korelasi antara kata-kata yang dia ungka

Merasa Hidup di Car Free Day

Pagi tadi aku merasa terlahir ke dunia. Ketika kulihat sinar matahari pagi, yang warnanya kuning cerah, hangat, dengan udaranya yang dingin-dingin menyejukkan. Banyak orang dengan memakai pakaian trining, kaos, sepatu cat , naik sepeda, jalan, menuju ke satu arah alun-alun kota Jember. Sinar matahari itu menurun, memendekkan bayang-bayang pohon, gedung, rumah, dan bangunan lainnya yang menghalanginya dariku. Aku, di atas sepeda motor mengangkat tanganku setinggi mungkin untuk meraih sinarnya. Tanganku menghangat, saat sinarnya mulai mengenai ujung-ujung kukuku. Ada keceriaan mencoba membuncah dari dadaku, lantaran sensasi yang sudah lama tak kurasakan. Alun-alun kota, sedang berlangsung car free day. Kuparkir sepeda dan berjalan mengikuti arus manusia mengitari lapangan berbentuk lingkaran. Keceriaanku juga aku hembuskan ke setiap orang lewat gelagatku dan tablo-tablo layaknya seorang lakon dalam teater. Gerakan-gerakan "aneh" mengikuti instruktur senam di lapangan,

Idul Adha: Khotib yang tidak tahu permasahan perbedaan

Idul adha menjadi momen suci bagi kaum muslim sedunia. Seperti halnya hari raya idul fitri, hari ini menjadi waktu berkumpulnya keluarga dan kerabat-kerabat dekat. Mereka tidak sedikit yang berbeda faham, ideologi, dan pendapat. Namun, bagaimana yang akan terjadi jika ternyata ada orang yang mengklaim dirinya paling benar dan tidak menghargai pendapat orang lain? Tidak Seharusnya Membakar yang Lain [http://nietroozz.blogspot.com/2005_07_01_archive.html] Kemarin, saya pergi mengunjungi seorang kawan di Probolinggo. Hari itu bertepatan dengan hari Jum’at sekaligus menurut penanggalan qomariyah, adalah hari tarwiyah. Ada juga yang menyebutnya Arofah. Perbedaan penanggalan ini sudah umum terjadi. Dan banyak orang sudah mulai terbiasa dengan perbedaan tanggal-tanggal qomariyah. Seperti halnya hari raya idul fitri kemarin. Banyak orang tak lagi mempermasalahkannya. Mereka tetap menjalankan ibadahnya masing-masing, sesuai dengan keyakinan kelompoknya masing-masing. Hanya saja