Bahasa itu selalu berkembang sesuai dengan dinamika sosial. Begitupun juga dengan tulisan. Ini adalah satu aspek untuk menarik pembaca. Sekecil apapun perubahan pada bahasa, dapat dideteksi dengan reaksi orang-orang yang menerima.
Dengan bahasa masyarakat berkomunikasi satu sama lain. Semakin dinamis sebuah bahasa, semakin berkembang pula kebudayaan masyarakat. Karena semakin kompleks permasalahan yang terjadi.
Otomatis kita memang harus peka dengan segala macam fenomena yang ada di sekitar kita. Apalagi sebagai seorang jurnalis, kita akan memegang tren bahasa yang sedang pop di masyarakat. Media apapun itu, karena memang menawarkan sebuah wacana untuk terus dikonsumsi oleh masyarakat.
Di situlah sebenarnya peluang seorang jurnalis. Semakin kita peka dan kreatif terhadap mengolah dinamika sosial, bakalan selalu dilirik oleh masyarakat. Peka dalam arti sebagai seorang jurnalis harus berani menafsirkan setiap kondisi yang ada.
Sebuah fenomena mungkin bagi kebanyakan orang adalah hal biasa. Namun, kepekaan terhadap suatu peristiwa, seorang jurnalis harusnya lebih mendalami, bersikap untuk terus menerus tidak puas dengan jawaban yang ada. Skeptis tepatnya.
Sebuah peristiwa satu dengan lainnya, pasti memiliki keistimewaan masing-masing. Meski, seperti hari perayaan suatu agama. Mungkin kita akan mendapatkan hal yang sama setiap tahun. Namun apakah waktu, jumlah orang, naik-turun antusiasme, permasalahan yang tidak pernah selesai, atau hal-hal lainnya akan menjadi cerita biasa. Apalagi dengan perkembangan jaman, dan berbagai dinamika lainnya.
Begitu pun juga dengan daya kreatif. Kita bisa mengolah kata-kata yang bagi orang lain terlihat biasa, dari tangan kita kana menjadi lebih menarik. Daya kreatif tentu tidak bisa egois dengan membuat kata-kata yang asal. Kreatifitas itu diharuskan untuk melihat apakah sesuatu itu baru, atau kah sedang lagi ngtren, unik, berdampak luas, dan lain sebagainya. Tidak parameter yang pasti untuk menentukan kita mampu membuat kata yang baik atau tidak. Karena itu berkaitan dengan sense.
Seperti itulah bahasa. Catatan mudahnya adalah kita jangan sampai lepas dari kehidupan sosial kita. Mengikuti perkembangan namun harus melangkah terlebih dahulu. Tanpa adanya kepekaan dan kreatifitas kita akan mengalami stgnasi yang berbahaya bagi perkembangan diri kita sendiri.
Nah, sekarang coba untuk setiap hari terus berkomunikasi. Kita bisa membuat target sendiri dan menguji coba apapun yang kita yakini bisa dikembangkan. Jurnalistik adalah sebuah panggilan. Kita harus mempunyai banyak mata dan telinga untuk melihat dunia ini lebih dari sekedar permainan para penguasa. AYoo menulis. Kebenaran ada di tanganmu.
Dengan bahasa masyarakat berkomunikasi satu sama lain. Semakin dinamis sebuah bahasa, semakin berkembang pula kebudayaan masyarakat. Karena semakin kompleks permasalahan yang terjadi.
Otomatis kita memang harus peka dengan segala macam fenomena yang ada di sekitar kita. Apalagi sebagai seorang jurnalis, kita akan memegang tren bahasa yang sedang pop di masyarakat. Media apapun itu, karena memang menawarkan sebuah wacana untuk terus dikonsumsi oleh masyarakat.
Di situlah sebenarnya peluang seorang jurnalis. Semakin kita peka dan kreatif terhadap mengolah dinamika sosial, bakalan selalu dilirik oleh masyarakat. Peka dalam arti sebagai seorang jurnalis harus berani menafsirkan setiap kondisi yang ada.
Sebuah fenomena mungkin bagi kebanyakan orang adalah hal biasa. Namun, kepekaan terhadap suatu peristiwa, seorang jurnalis harusnya lebih mendalami, bersikap untuk terus menerus tidak puas dengan jawaban yang ada. Skeptis tepatnya.
Sebuah peristiwa satu dengan lainnya, pasti memiliki keistimewaan masing-masing. Meski, seperti hari perayaan suatu agama. Mungkin kita akan mendapatkan hal yang sama setiap tahun. Namun apakah waktu, jumlah orang, naik-turun antusiasme, permasalahan yang tidak pernah selesai, atau hal-hal lainnya akan menjadi cerita biasa. Apalagi dengan perkembangan jaman, dan berbagai dinamika lainnya.
Begitu pun juga dengan daya kreatif. Kita bisa mengolah kata-kata yang bagi orang lain terlihat biasa, dari tangan kita kana menjadi lebih menarik. Daya kreatif tentu tidak bisa egois dengan membuat kata-kata yang asal. Kreatifitas itu diharuskan untuk melihat apakah sesuatu itu baru, atau kah sedang lagi ngtren, unik, berdampak luas, dan lain sebagainya. Tidak parameter yang pasti untuk menentukan kita mampu membuat kata yang baik atau tidak. Karena itu berkaitan dengan sense.
Seperti itulah bahasa. Catatan mudahnya adalah kita jangan sampai lepas dari kehidupan sosial kita. Mengikuti perkembangan namun harus melangkah terlebih dahulu. Tanpa adanya kepekaan dan kreatifitas kita akan mengalami stgnasi yang berbahaya bagi perkembangan diri kita sendiri.
Nah, sekarang coba untuk setiap hari terus berkomunikasi. Kita bisa membuat target sendiri dan menguji coba apapun yang kita yakini bisa dikembangkan. Jurnalistik adalah sebuah panggilan. Kita harus mempunyai banyak mata dan telinga untuk melihat dunia ini lebih dari sekedar permainan para penguasa. AYoo menulis. Kebenaran ada di tanganmu.
Komentar
Posting Komentar