Belajar jurnalistik harusnya memang selalu terus menulis. Apapun tulisannya, apalagi diawal. Biar saja orang membaca dan komentar jelek terhadap tulisan kita. Yang terpenting setiap hari terus menerus menulis. Sekalipun jangan pernah berhenti.
Ya, tahapan yang ketiga adalah kontinuitas. Pasang target setiap hari berapa tulisan yang harus dihasilkan. Selain itu juga jumlah kata atau karakter juga harus ditentukan batas minimalnya. Dari kebiasaan itu nantinya kita akan terolah untuk menulis apapun meski mungkin hanya sekelebatan ide muncul.
Nah, manfaatnya nanti kita akan terus bisa mengembangkan meskipun ide yang kita dapatkan hanya sependik satu ungkapan saja. Yang terpenting memang harus terus menulis dan menulis. Untuk awal tidak usah khawatir ketika di dalam tulisan terlalu banyak pengulangan.
Kuantitas menulis itu dengan sendirinya akan membuat kita juga terbiasa untuk membuat pola-pola dalam tulisan kita. Kita akan mulai melihat struktur tulisan kita. Apakah deduktif, induktif, gabungan, atay jenis pola apapun.
Biasanya pola tulisan kita akan mengikuti struktur pemikiran kita sendiri. Namun, untuk konteks struktur tulisan akan kita bahas di kelas menulis selanjutnya. Kali ini, saya hanya mencoba sharing motivasi untuk tetap kontinyu dalam menulis.
Kuantitas menulis itu akan terjaga dengan baik jika kita punya semangat yang kuat untuk menjaga intensitas tersebut. Seperti yang saya katakan pertama tadi, pasang target. Itu haling mudah untuk dilakukan. Atau carilah teman dalam menjaga kuantitas menulis. Selain menjaga intensitas tulisan, teman itu juga yang bisa kita ajak untuk mengevaluasi tulisan-tulisan kita nanti.
Ada kalanya orang belajar dengan cepat untuk meningkatkan kualitas tulisannya. Ada kalanya juga orang begitu lambat berkembang, dan cenderung stagnan. Sebenarnya menurut saya secara pribadi tergantung kemauan dari diri kita masing-masing untuk menelaah tulisan-tulisan kita.
Parameternya mudah saja. Pertama seberapa enak dibaca. Kalau tulisan masih kurang mengenakkan dibaca atau kata-katanya sangat sulit dipahami, berati tulisan kita masih belum layak. Kedua seberapa sederhana tulisan kita untuk memberikan penjelasan kepada pembaca. Biasanya semakin sederhana tulisan, maka bisa dikatakn tulisan orang itu juga bagus. Ketiga, Runtut dan tidak mengulang-ulang pemabahasan.
Parameter itu sebenarnya sudah bisa kita pahami dari cara kita berkomunikasi lewat lisan. Persis, coba lihat pola yang digunakan oleh teman-teman kita yang berbicara dengan orang lain tanpa kesulitan. Kata-katanya sederhana dari menjelaskan hal yang paling sulit pun.
Dari intensitas menulis juga kita akan sedikit demi sedikit memahami struktur tulisan kita. So, ayo menulis. Kebenaran ada di tanganmu!
Ya, tahapan yang ketiga adalah kontinuitas. Pasang target setiap hari berapa tulisan yang harus dihasilkan. Selain itu juga jumlah kata atau karakter juga harus ditentukan batas minimalnya. Dari kebiasaan itu nantinya kita akan terolah untuk menulis apapun meski mungkin hanya sekelebatan ide muncul.
Nah, manfaatnya nanti kita akan terus bisa mengembangkan meskipun ide yang kita dapatkan hanya sependik satu ungkapan saja. Yang terpenting memang harus terus menulis dan menulis. Untuk awal tidak usah khawatir ketika di dalam tulisan terlalu banyak pengulangan.
Kuantitas menulis itu dengan sendirinya akan membuat kita juga terbiasa untuk membuat pola-pola dalam tulisan kita. Kita akan mulai melihat struktur tulisan kita. Apakah deduktif, induktif, gabungan, atay jenis pola apapun.
Biasanya pola tulisan kita akan mengikuti struktur pemikiran kita sendiri. Namun, untuk konteks struktur tulisan akan kita bahas di kelas menulis selanjutnya. Kali ini, saya hanya mencoba sharing motivasi untuk tetap kontinyu dalam menulis.
Kuantitas menulis itu akan terjaga dengan baik jika kita punya semangat yang kuat untuk menjaga intensitas tersebut. Seperti yang saya katakan pertama tadi, pasang target. Itu haling mudah untuk dilakukan. Atau carilah teman dalam menjaga kuantitas menulis. Selain menjaga intensitas tulisan, teman itu juga yang bisa kita ajak untuk mengevaluasi tulisan-tulisan kita nanti.
Ada kalanya orang belajar dengan cepat untuk meningkatkan kualitas tulisannya. Ada kalanya juga orang begitu lambat berkembang, dan cenderung stagnan. Sebenarnya menurut saya secara pribadi tergantung kemauan dari diri kita masing-masing untuk menelaah tulisan-tulisan kita.
Parameternya mudah saja. Pertama seberapa enak dibaca. Kalau tulisan masih kurang mengenakkan dibaca atau kata-katanya sangat sulit dipahami, berati tulisan kita masih belum layak. Kedua seberapa sederhana tulisan kita untuk memberikan penjelasan kepada pembaca. Biasanya semakin sederhana tulisan, maka bisa dikatakn tulisan orang itu juga bagus. Ketiga, Runtut dan tidak mengulang-ulang pemabahasan.
Parameter itu sebenarnya sudah bisa kita pahami dari cara kita berkomunikasi lewat lisan. Persis, coba lihat pola yang digunakan oleh teman-teman kita yang berbicara dengan orang lain tanpa kesulitan. Kata-katanya sederhana dari menjelaskan hal yang paling sulit pun.
Dari intensitas menulis juga kita akan sedikit demi sedikit memahami struktur tulisan kita. So, ayo menulis. Kebenaran ada di tanganmu!
Komentar
Posting Komentar