Pertama sampai dirumah, realitas kehidupan seketika menghadang. Seorang pemuda yang aku ditemui di masjid karanganyar tempat aku menunggu jemputan dari bapak bercerita bagaimana dia ditipu oleh seseorang yang menawarkan pekerjaan kepadanya.
Bertemu pertama kali di alun-alun Demak saat si pemuda selesai berziarah ke makam Sunan Kalijaga, se
penipu yang perkataannya penuh dengan bumbu manis menjalankan aksinya. Dengan
iming-iming gaji 800 ribu rupiah tiap bulan membuatnya merasa bahwa itu adalah
sebuah harapan masa depannya. Sehingga apapun dia lakukan termasuk harus
mengikuti semua perkataan yang diucapkan oleh orang yang menawarkan barang. Si
pemuda disuruh pulang mengambil ijazah yag dia punya sekaligus membawa sepeda
motor karena dia bilang di tempat kerja, di Kudus ada kemacetan lalulintas yang
tidak memungkinkan kendaraan umum lewat. Si pemuda diberi uang 7ribu rupiah
untuk pulang dan mengambil sepeda motor. Betapa senang hatinya, dia bersemangat
untuk cepat-cepat kerja. Keinginan yang terbentuk spontan namun sangat kuat
membuat dirinya takut apabila keinginan itu tidk tercapai. Tanpa ijin orang tua
dia mengambil sepeda dan ijazah.
Sampai di tengah jalan si penipu mengajak istirahat untuk
sholat. Disinilah bencana terjadi. Saat si pemuda sedang istirahat dan tertidur,
motornya dibawa lari. Dan saat dia bagun tidak melihat sepeda motornya, barulah
dia sadar dia telah tertipu.
Seperti itulah realitas masyarakat. Latarbelakang ekonomi
dan intelektual masyarakat sangat berpengaruh terhadap pola pikir dan kualitas
kehidupan.
Kedua, aku
melihat keadaan dirumah. Kondisi rmah alhamdulillah sudah stabil. Potensi yang
bisa dimanfaatkan di rumah ternyata sangat besar. Di rumah ada ternak bebek dan
ayam dan juga produk bubuk kedelai yang bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Aku melihat jika aku mampu mengembangkannya pasti akan bisa lebih membantu
pemasukan. Dan aku sudah berniat untuk ikut serta dalam pengembanganya. Semoga
bisa. Amiiin.
Ketiga, saat aku
mencari dimanakah kekuranganku dalam ilmu agama. Aku melihat konsep ketuhanan
yang telah aku terima dulu, kini sudah sangat terkikis. Aku perlu mencari lagi
pedoma yang seharusnya aku pelajari. Sepupuku dan temanku ternyata orang-orang
yang hebat. Mereka mempunyai pola pikir yang maju. Dan aku melihat tekad untuk
mencapai kualitas kehidupannya tidak hanya terkungkung pada kotak materialisme
saja.
Keempat, pagi
ini, aku mendapatkan sesuatu yang diluar duaanku. Salah seorang keluargaku
menawarkan MLM. Namun menurutku ini bukan MLM dengan persepsi orientasi materi
saja. Dalam pembicaraannya ternyata dia meletakkan prinsip-prinsip asah dan
asih. Setiap ucapannya tidak memperlihatkan dia adalah lulusan SMP. Bahkan
dapat melebihi pengalaman yang telah aku terima selama ini di bangku kuliah.
Secara teori dan praktik dia sudah sangat tahu mengenai pertanian.
Ada satu ucapan yang membuatku kaget. Dia mengatakan bahwa
Allah menciptakan segalanya di dunia ini adalah untuk melayani manusia. Dia
contohkan ketika ada hama tikus menyerang, dia amati prilaku dan pola hidupnya.
Tikus akan selalu menandai daerah kekuasaannya dengan kencingnya. Ketika
kencing tikus itu dinetralkan, maka akan dia tidak akan kembali lagi kesana.
Prilaku tikus ini seperti kucing dan macan. Saat dia mengetahui hal tersebut
akhirnya dia dapat mengatasi masalah tersebut.
Kelima, aku
berfikir bagaimana dengan teman—teman seumuranku yang sekarang masih tidak
mempunyai arah dan tujuan hidup. Mereka sangat konsumtif dan sepertinya tidak
punya arah kehidupan di masa depan. Aku juga masih belum tahu secara pasti apa
sebenarnya yang mereka impikan. Semoga saja mereka akan berubah menjadi lebih
baik,
Keenam, saat aku
melihat buku catatan kecilku saat aku masih sma. Ternyata sangat menarik
sekali. Jujur aku lupa dengan apa yang aku rasakan waktu itu. Namun sekarang
sudah banyak yang bisa aku lakukan selain hanya menulis saja. Sekarang aku
sudah sangat dekat dengan realitas kehidupan. Dan aku pasti bisa melakukan
sesuatu untuk orang-orang disekitarku.
Komentar
Posting Komentar