Dengan apa aku bicara dengan apa aku bekerja. Entah sudah berapa minggu tidak kugerakkan tanganku untuk menancapkan perasasti di atas tanah maya ini. sebuah bentuk elegy yang menjadi nisan dalam mayat-mayat orang yang mati suri.
Sadar, kesadaran apa yang harus selalu dapat menggerakkan
semua organ. Semua tertempel dengan perekat pikiran. Dengan alam sebagai obyek
dan juga diri sebagai obyek. Selalu tersubordinat dalam bentang khayalan yang tidak
pasti. Kerja-kerja organpun tersia dari batas fisik yang tak mampu menembus
imaji. Tak pernah turun menjadi kenyataan yang bisa dipegang ataupun sekedar
diingat.
Semakin tidak jelas dengan semakin jelasnya posisi. Memang tiadanya
keseimbangan mangacau fokus di dalam ataupun di luar. Semua kabur hanya
tertinggal pikiran hampa. Kosong. Namun begitu banyak sampah berserakan di
dalamnya.
judulnya kurang "s" :)
BalasHapusiya refleksi :D
Hapusmakasih mbak,hehe